Kejadian tak terduga terjadi di Dumai, saat seorang pegawai disambar petir 7 kali, namun akhirnya membawa pulang jackpot 420 juta di RAJA168, membuatnya menjadi legenda lokal.
Dumai –
Sebuah kisah luar biasa datang dari Kota Dumai, Riau. Seorang pegawai swasta menjadi perbincangan hangat masyarakat setelah mengalami peristiwa yang nyaris tak bisa dipercaya: disambar petir sebanyak tujuh kali dan tetap selamat, lalu beberapa hari kemudian justru memenangkan jackpot senilai Rp420 juta dari platform RAJA168. Kisah ini dengan cepat menyebar luas dan menjadikan sang pegawai sebagai legenda lokal.
Menurut kesaksian warga sekitar, pria berusia 32 tahun yang enggan disebutkan namanya tersebut tengah bekerja di area terbuka saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Tiba-tiba, petir menyambar tepat di dekat lokasinya—tidak hanya sekali, tetapi tujuh kali berturut-turut dalam rentang waktu singkat. Ajaibnya, ia hanya mengalami luka ringan dan sempat dirawat di puskesmas terdekat.
"Dia kayak punya jimat atau sesuatu. Mana ada orang kena petir berkali-kali tapi masih bisa jalan sendiri ke klinik,"ujar salah satu rekan kerjanya dengan nada kagum.
Namun keanehan tidak berhenti sampai di situ. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, pegawai tersebut mencoba peruntungannya bermain di RAJA168, sebuah platform hiburan online. Ia mengaku hanya iseng mencoba untuk mengusir rasa trauma setelah insiden petir. Tak disangka, ia berhasil memenangkan jackpot sebesar Rp420 juta hanya dalam satu malam.
“Saya sendiri masih tidak percaya. Mungkin ini semacam berkah setelah ujian hidup. Saya sudah pasrah waktu itu,”ungkapnya kepada media lokal.
Warganet pun ramai membicarakan kisah ini di media sosial, menyebut pria tersebut sebagai "manusia anti-petir" dan "dewa hoki Dumai". Beberapa bahkan menyarankan agar kisahnya diangkat ke layar lebar.
Terlepas dari keajaiban yang terjadi, kisah ini menjadi pengingat bahwa hidup memang penuh kejutan. Dari tragedi bisa datang keberuntungan, dan dari kesakitan bisa lahir kisah yang akan dikenang sepanjang masa.